Kekuatan Lokal Internet dan Konten Indonesia (KlikIndonesia), seperti dikutip dari Varia.id, mengemukakan bahwa setiap tahunnya ada sekitar $1,2 miliar dollar atau sekitar Rp 15 triliun setiap tahunnya yang diperoleh oleh berbagai layanan Internet asing dari Indonesia, dengan $500 juta di antara disebutkan diraih Facebook dan $120 juta oleh Twitter. Benarkah memang sebanyak itu pendapatan yang dikeruk dari masyarakat pengguna Internet di Indonesia?
Sebelum kita mencoba menyelami klaim KlikIndonesia tersebut, kami kemukakan bahwa kami tidak mengetahui metode yang digunakan KlikIndonesia dan periode klaim angka tersebut (apakah periode tahun kalender normal atau tahun fiskal). Untuk itu kami berasumsi setidaknya angka tersebut terjadi sepanjang Q1-Q4 2013.
Di periode tersebut, berdasarkan data keterbukaan Facebook, total perolehan Facebook (pendapatan kotor) adalah $7,872 miliar. Jika dibagi berdasarkan geografis, pemasukan Facebook di Asia sepanjang tahun 2013 adalah $1,063 miliar. Jika Indonesia benar menyumbang $500 juta di antaranya, berarti sekitar 50% pendapatan Facebook di Asia berasal dari Indonesia.
Seandainya memang demikian, saya menuntut Facebook memusatkan kantor regional Asia-nya di Jakarta karena pendapatan terbesarnya di Asia adalah di Indonesia, bukan di Singapura, Hong Kong atau Tokyo. Saat ini Facebook baru memiliki lima orang pegawai yang secara full time bekerja di Jakarta. Country Manager-nya pun masih bolak-balik Jakarta-Singapura.
Sekarang kita menuju ke laporan keuangan Twitter. Sepanjang tahun 2013, pendapatan Twitter secara global adalah $665 juta. Jika memang $120 juta di antaranya berasal dari Indonesia, berarti 20% total pendapatannya secara global berasal dari Indonesia. Pendapatan yang masif dari sebuah negara berkembang untuk perusahaan yang sepanjang 2013 masih membukukan kerugian.
Jika perhitungan berdasarkan laporan keuangan riil masih menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana KlikIndonesia memperoleh angka tersebut, mari kita coba perhitungan lain. Ada teknik penghitungan rata-rata menggunakan ARPU (Average Revenue Per User). Kasarnya kita kalikan ARPU dan jumlah pengguna untuk memperoleh nilai pendapatan suatu layanan.
Menurut data Digital Strategy Consulting, ARPU Facebook di Q4 2013 adalah $7,76, sedangkan Twitter di periode yang sama adalah $3,65. Sekarang mari coba kita bagi angka versi KlikIndonesia terhadap ARPU tersebut untuk memperoleh jumlah pengguna. Ternyata benar bahwa hasil pembagiannya adalah 64 juta. Saat ini jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 69 juta pengguna aktif (pengguna terdaftar lebih banyak).
Hal yang sama berlaku untuk perhitungan Twitter. Angka yang diperoleh adalah 33 juta pengguna, yang kurang lebih mendekati angka pengguna terdaftar Twitter di Indonesia.
Terlepas soal keshahihan data tersebut, tidak salah jika KlikIndonesia mensinyalir Indonesia adalah pasar potensial untuk mendongkrak pendapatan berbagai layanan populer yang berbasis Internet. Fakta bahwa Facebook dan Twitter membuka kantornya di sini merupakan sinyalemen mereka berani berinvestasi untuk menyerap potensi pendapatan yang lebih tinggi dari masyarakat Indonesia yang jumlah kelas menengahnya terus meningkat seiring dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi.
Penggiat startup di Indonesia bisa melihat hal ini sebagai peluang, atau ancaman, tergantung bagaimana persepsinya yang digunakan.
--
Konten ini disindikasi dari DailySocial.net, media industri teknologi, startup dan investasi #1 di Indonesia. Membahas Soal “Pemasukan” Facebook dan Twitter di Indonesia